“Berbuat baiklah meski dihina. Lakukanlah segala kebaikan dari hati yang berbelas
kasih, seperti Yesus yang senantiasa berkeliling sambil berbuat baik.”
Saudara-saudari terkasih, banyak orang kagum dan tercengang
dengan sosok pribadi Yesus. Ia berhasil mengusir setan dalam diri orang bisu,
sehingga orang bisu dapat berbicara. Maka, banyak orang berkata, “Hal semacam
itu belum pernah dilihat orang Israel.” Mereka heran karena menyaksikan kuasa
Yesus yang begitu besar.
Kita pun pasti mengalami bahwa di antara sekian
orang yang terkagum-tagum menyaksikan kebaikan kita, ada pula orang yang menjelekkan
kita. Yesus pun mengalami hal demikian. Ia berbuat baik, namun orang Farisi
menuduh Yesus katanya, “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.”
Yesus tidak pernah berhenti berbuat baik. Kebaikan
dan kebenaran yang dilakukan dan diperjuangkan oleh Yesus tidak dapat
dihentikan oleh siapa pun termasuk setan. Yesus terus berkeliling ke semua
kota dan desa, mengajar dalam rumah ibadat, mewartakan Injil Kerajaan Surga,
dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Segala perbuatan baik yang dilakukan oleh Yesus
bersumber dari hati Yesus yang berbelas kasih. Ia tidak mengejar keberhasilan di balik setiap
perbuatan baik-Nya. Ia pun bukan mencari pujian dan pengakuan dari orang lain. Ia selalu melakukan segala kebaikan karena ketergerakan hati-Nya oleh belas
kasihan kepada orang banyak yang terlantar seperti domba tak bergembala.
Yesus menyadarkan kita sebagai para murid-Nya lewat
sabda-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah
kepada tuan yang empunya tuaian untuk mengirim pekerja-pekerja untuk tuaian
itu.”
Marilah kita menjadi pekerja-pekerja tuaian yaitu
menyelamatkan jiwa-jiwa sesama di sekitar kita. Kita ditantang oleh situasi dan
orang-orang yang berniat menghambat dan menghentikannya. Kita senantiasa berbuat baik, bukan karena mau dipuji dan diakui orang, melainkan karena hati kita
tergerak oleh belas kasihan seperti Yesus yang selalu tergerak hati menolong dan menyelamatkan semua
orang, agar mereka yang cemas dengan masa depan, mereka yang sakit, dan lemah menemukan kasih dan harapan di dalam Allah. Tuhan memberkati kita semua.
Posting Komentar untuk "Renungan Harian – Minggu Biasa XIV; Selasa, 8 Juli 2025 (Bac. I. Kej. 32:22-32; Bac. Injil. Mat. 9:32-38)"