“Hukum yang pertama dan terutama ialah KASIH”
Saudara-saudari terkasih, pada masa Perjanjian Lama,
segala perintah dan ketetapan Tuhan terdapat di dalam Hukum Taurat. Maka, orang
yang sungguh mendengarkan perintah dan ketetapan Tuhan ialah mereka yang
senantiasa taat pada Hukum Taurat. Hal itu dikatakan secara tegas di dalam Bacaan
Pertama: Kitab Ulangan.
Musa memanggil segenap orang Israel dan berkata
kepada mereka, “Hendaklah engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dengan
berpegang teguh pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam Kitab
Taurat ini; dan hendaklah engkau berbalik kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu.”
Dalam Bacaan Injil, Yesus memberikan sebuah
paradigma baru kepada kita tentang Hukum yang paling utama dan terutama.
Penginjil Lukas menghadirkan dua pribadi yakni seorang ahli Taurat dan Yesus
lewat dialog. Dialog antara Orang Farisi dan Yesus, serta kisah orang Samaria yang dengan murah hati menolong seorang Yahudi yang dirampok, dipukul, dan ditinggalkan di pinggir jalan, menghantar kita kepada
sebuah pemahaman dan kesadaran baru bahwa Hukum yang paling utama dan terutama
ialah "kasih." Ciri orang yang sungguh beriman kepada Allah ialah mereka yang selalu melakukan perbuatan "kasih" di dalam hidupnya. "Kasih" merupakan syarat mutlak bagi kita orang beriman Kristiani untuk memperoleh hidup yang kekal. Maka kita harus mengasihi Tuhan, dan kasih kepada Tuhan harus kita nyatakan
dalam sikap berbelas kasih kepada sesama.
Dalam Bacaan Kedua, Rasul Paulus menunjukan figur
Yesus sebagai teladan kasih. Yesus memperdamaikan ciptaan dengan Allah melalui
darah-Nya yang tertumpah di kayu salib. Itu berarti mengasihi seperti Yesus mengasihi berarti kita harus mengasihi sampai kehilangan nyawa. Dengan demikian, Yesus menggenapi dan menyempurnakan Hukum Taurat dengan "Kasih."
Marilah kita senantiasa setia mengasihi Tuhan
dengan seganap hati, jiwa, kekuatan, dan akal budi kita. Kita menunjukan kasih kepada
Allah secara nyata melalui tindakan belas kasih kepada sesama. Dengan mengasihi sesama, maka kita akan memperoleh kebahagiaan kekal di surga. Maukah kita menolong dan melayani sesama yang miskin,
sakit dan menderita, kehilangan harapan, dan terluka di rumah, di tempat kerja, dan dalam lingkungan hidup menggereja? Tuhan memberkati kita
sekalian, amen.
Posting Komentar untuk "Renungan Harian – Minggu Biasa XV; Minggu, 13 Juli 2025 (Bac. I. Ul. 30:10-14; Bac. II. Kol. 1:15-20; Bac. Injil. Luk. 10:25-37)"