Bacaan I (Yosua. 24:1-13); Bacaan Injil (Matius.
19:2-12)
"Makna paralel: Kesetiaan antara Allah dan bangsa Israel, dan Kesetiaan Suami-Isteri"
Saudara-saudari terkasih, pengalaman bangsa Israel mengungkapkan kasih setia Tuhan. Menjelang kematiannya, Yosua
menubuatkan kepada bangsa Israel untuk selalu menyadari betapa besarnya kasih
setia Tuhan. Tuhan setia dan mengasihi bangsa Israel sejak dahulu kala pada
zaman nenek-moyang mereka sampai keturunan turun-temurun.
Kesetiaan antara Allah dan bangsa Israel adalah simbol kesetiaan mempelai suami-isteri. Sejak semula Allah menciptakan manusia pria dan
wanita. Pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya menjadi satu daging. Mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Bangsa Israel belajar untuk setia kepada Allah tanpa mendua hati. Ia
harus setia mencintai satu Allah yakni Yahwe; Allah Abraham, Ishak, dan
Yakub. Demikian halnya dengan perkawinan manusia. Allah tidak menghendaki
perceraian. Maka, kesetiaan antara suami-isteri dalam perkawinan adalah mutlak
dan mengungkapkan kesetiaan antara bangsa Israel dengan Allah.
Yesus bersabda, “Apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia.” Ada orang yang tidak kawin karena terlahir demikian, ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, ada orang yang menghendakinya karena kemauan diri sendiri demi Kerajaan Surga. Yesus bersabda, “Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti.” Tuhan memberkati kita sekalian, amen.
Posting Komentar untuk "Renungan Harian – Pekan Biasa XIX; Jumat, 15 Agustus 2025"