Renungan Harian – Pekan Biasa XVIII; Sabtu, 9 Agustus 2025

 


Bacaan I (Ulangan. 6:4-13); Bacaan Injil (Matius. 17:14-20)

“Terlambat aku mencintai-Mu”

Saudara-saudari terkasih, relasi cinta kedua insan tidak ada tanpa sebab. Mereka berawal dari kisah pertemuan. Namun cinta yang kokoh lestari sepanjang zaman dialami mereka yang saling percaya. Dapatkah bangsa Israel mencintai Allah dengan segenap hati tanpa percaya? Cinta yang tulus hanya lahir dari percaya, dan kepercayaan yang sejati ialah mencinta.

Para murid seperti menyia-nyiakan rahmat. Tiap hari Ia ada bersama mereka, namun mereka seperti batu yang keras. Ia berkata kepada mereka, “Hai angkatan yang tidak percaya dan sesat, sampai kapan Aku harus tinggal bersama kamu? Sampai kapan Aku harus sabar terhadap kamu?

Ketidakpercayaan yang mematikan jiwa raga. Hanya karena tidak percaya, para murid seperti mati suri. Mereka tak mampu menyembuhkan orang yang sakit ayan dan menderita. Mereka bertanya kepada Yesus, “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?”, dan Yesus pun menjawab, “Karena kamu kurang percaya.”

Kata Santo Agustinus, “Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhanku dan Allahku.” Mungkinkah kita menjadi penyalur-penyalur rahmat, tanpa mengandalkan dan melibatkan Sang sumber rahmat? Bukan lamanya waktu, dan jauhnya perjalanan menuju Dia. Dia hanya didekati dengan cinta yang tulus dan kepercayaan tanpa mendua hati. Tuhan memberkati kita sekalian, amen.

Posting Komentar untuk "Renungan Harian – Pekan Biasa XVIII; Sabtu, 9 Agustus 2025"