Renungan Harian-Sabtu, 28 Juni 2025

 


Peringatan Wajib Hati Tersuci SP. Maria

(Lukas 2:41-51)

 

Bapa-Ibu, Saduara-Saudari terkasih, “Tidakkah tahu, bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?” adalah jawaban spontan Yesus terhadap pertanyaan, “Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku cemas mencari kamu”, sebuah pertanyaan dari Maria, Ibu Yesus mewakili Santo Yoseph, suaminya. Injil menceritakan bahwa saat mendengar perkataan Yesus, Maria dan Yosep tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus. Maria tidak mengerti apa yang terjadi dan dilakukan oleh Yesus terhadap ia dan suaminya lewat perkataan. Maria sadar bahwa ia memiliki kecemasan yang amat dalam bersama suaminya terhadap anak mereka yaitu Yesus.

Kecemasan Maria mengungkapkan relasi kedekatan secara biologis antara orang tua dengan anak. Namun, hal yang sangat menarik di balik peristiwa kecemasan Maria dan Yosep terhadap Yesus dan reaksi kata-kata Yesus terhadap kedua orang tuanya adalah Maria, Ibu Yesus menyimpan semua perkara di dalam hatinya. Hati adalah pusat kebaikan, kebenaran, dan kebijaksanaan. Dengan hati, Maria mampu mengolah segala macam hal dari luar dirinya dan mampu menyikapi semua perkara dengan tenang. Dengan hati, Maria tidak menanggapi perkataan Yesus dengan logika dan perasaan yang membuatnya marah dan tersinggung sebagai orang tua atas perkataan Yesus. Dari hati Maria, mengalirlah rahmat kebijaksanaan dalam pikiran, perasaan, perkataan, dan tindakan.

Marilah kita belajar dari Bunda Maria yang mampu menyimpan segala perkara di dalam hati. Di sekitar kita, kita diperhadapkan dengan pelbagai macam hal dan peristiwa baik yang menggembirakan maupun yang tidak menyenangkan. Dalam situasi tidak menyenangkan terutama, kita mesti bijaksana dalam menyikapinya. Sebaliknya, kita tidak dikuasi oleh pikiran negatif, perasaan yang menyiksa diri sendiri, maupun perkataan dan perbuatan yang menambah persoalan bagi diri dan sesama. Untuk itu, kita mesti senantiasa masuk ke dalam hati karena di dalam hati, kita dana bertemu dengan Allah dan mendengar suara Roh Kudus yang berbicara kepada kita tentang kebaikan dan kebenaran, serta menguatkan kita untuk tetap memiliki pikiran dan perasaan yang tenang, serta memampukan kita untuk dapat menyikapi segala sesuatu dengan perkataan yang mendatangkan rasa damai, serta mampu bertindak dengan bijaksana. Tuhan memberkati kita semua, amen.

Posting Komentar untuk "Renungan Harian-Sabtu, 28 Juni 2025"