Renungan Harian-Minggu Biasa XIII; Sabtu, 5 Juli 2025 (Bac. I. Kej. 27:1-5.15-29; Bac. Injil. Mat. 9:14-17)


“Anggur yang baru disimpan di dalam kantong yang baru.”

Saudara-saudari terkasih, makna “Puasa” adalah sebagai sarana bagi orang beriman Kristiani untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Puasa yang tidak dimaknai, tidak berarti apa-apa bagi orang yang menjalankannya.

Murid-murid Yohanes menghendaki agar murid-murid Yesus berpuasa seperti mereka dan kaum Farisi. Maka mereka bertanya kepada Yesus demikian, “Kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus, “Dapatkan sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan tiba waktunya mempelai diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka berpuasa.”

Yesus mengetengahkan pentingnya memahami makna puasa dengan benar. Puasa sesungguhnya membantu kita untuk semakin mencapai kedekatan personal dengan Tuhan. Maka kedekatan para murid Yesus dengan Yesus sesungguhnya menyadarkan para murid Yohanes, kaum Farisi, dan kita akan pentingnya dekat dan senantiasa ada bersama Yesus sebagai tujuan utama dan makna berpuasa.

Yesus berkata, “Tak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyakannya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur." Artinya, puasa sebagai praktek hidup rohani yang sangat penting bukan dipraktekkan oleh orang yang tidak memahami maknanya. Puasa yang demikian akan mengikat manusia, manusia tidak menemukan dan mencapai makna hidup yang sesungguhnya, dan praktek puasa pun menjadi percuma dan tidak bermanfaat.

Yesus menyadarkan kita dengan ungkapan, "Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” Puasa harus dipraktekkan oleh orang yang sungguh menyadari dan ingin mencapai tujuan terpenting yakni mengalami perjumpaan, kedekatan, dan persatuan dengan Tuhan. Dengan demikian, praktek puasa dan tujuan kedekatan dengan Tuhan tidak dapat dipisahkan. Tuhan memberkati kita sekalian, amen.

  

Posting Komentar untuk "Renungan Harian-Minggu Biasa XIII; Sabtu, 5 Juli 2025 (Bac. I. Kej. 27:1-5.15-29; Bac. Injil. Mat. 9:14-17)"