melainkan orang berdosa.”
Saudara-saudari terkasih, setiap
waktu: detik, menit dan jam, adalah kesempatan bagi kita untuk bertobat.
Bertobat berarti meninggalkan hidup yang lama dan mengikuti Yesus. Yesus memanggil kita, sama seperti Ia memanggil Matius. Yesus mengajak kita dan Matius dengan berkata, “ikutlah Aku.”
Yesus memanggil kita untuk
mengikuti-Nya bukan pertama-tama karena kita adalah orang benar dan sempurna,
melainkan karena kita berdosa. Ia mendekati dan menerima kita dengan hati-Nya yang penuh
kasih seperti yang dilakukan-Nya terhadap Matius, si pemungut cukai. Ia makan di rumah Matius bersama para
pemungut cukai dan orang-orang berdosa, serta para murid.
Yesus mengasihi kita dengan
kasih-Nya yang sangat mendalam. Oleh karena itu, tatkala orang-orang Farisi mempersoalkan
mengapa Yesus makan bersama dengan para pemungut cukai dan orang berdosa, Yesus
mengatakan, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit.
Maka pelajarilah arti sabda ini: Aku menghendaki belas kasihan, dan bukan
persembahan. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang
berdosa.”
“Ikulah Aku” adalah panggilan Yesus
untuk kita semua para pendosa. Wujud nyata bahwa kita sungguh menanggapi panggilan Yesus
ialah bertobat. Kita pun belajar dari Yesus yaitu selalu mendekati sesama yang
berdosa bukan menjauhi, merangkul bukan menyindir, menerima bukan menolak, mengasihi bukan menghukum, dan mengampuni bukan membalas dendam. Menjadi pengikut Yesus berarti kita harus mengutamakan belas kasihan kepada sesama yang berdosa. Tuhan memberkati kita
semua, amen
Posting Komentar untuk "Renungan Harian – Minggu Biasa XIII; Jumat, 4 Juli 2025 (Bac. I. Kej. 23:1-4.19; 24:1-8.62-67; Bac. Injil. Mat. 9:9-13)"