"Berbahagialah mereka yang melihat dan mendengar"
Saudara-saudari terkasih, kita tidak bisa sekedar mengatakan bahwa iman itu penting dan mendahului segalanya. Atau kita berkata, "kita harus beriman lebih dahulu barulah kita selanjutnya melakukan perbuatan baik."
Keseimbangan antara iman dan perbuatan merupakan dua unsur penting yang menyatu dan berjalan secara bersamaan. Iman tanpa perbuatan adalah sia-sia dan buta. Maka, identitas kita sebagai pengikuti Kristus terpancar di dalam tindakan kasih kita kepada sesama sebagaimana diteladankan oleh Kristus.
Yesus berkata, "Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab banyak nabi dan orang besar ingin melihat yang kamu liat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, namun tidak mendengarnya."
Kata "Berbahagialah" dimaksudkan dan ditujukan oleh Yesus kepada orang yang menggunakan matanya untuk melihat, serta telinga untuk mendengar.
Di dalam keluarga dan lingkungan di sekitar, banyak orang yang terluka dan terjatuh, demikian pula menangis dan menjerit kesakitan. Ungkapan "berbahagialah" mengingatkan kita akan hadiah terindah yakni hidup kekal yang dapat kita peroleh kemudian tatkala kita peka melihat dan mendengar kebutuhan sesama dan menolong mereka selama kita di dunia. Tuhan memberkati kita sekalian, amen
Posting Komentar untuk "Renungan Harian – Pekan Biasa XVI; Sabtu, 26 Juli 2025; Peringatan Wajib St. Yoakim dan Sta. Anna, orang tua Sta. Perawan Maria (Bac. I. Sir. 44:1.10-15; Bac. Injil. Mat. 13:16-17)"