Renungan Harian – Pekan Biasa XVII; Selasa, 29 Juli 2025; Peringatan Wajib Sta Marta, Maria, dan Lazarus (Bac. I. 1 Yoh. 4:7-16; Bac. Injil. Luk. 10:38-42)

 


Kata Yesus kepada Marta, "Saudaramu tidak mati"

Saudara-saudari terkasih, dalam kesedihan Marta dan Maria atas peristiwa kematian Lazarus saudaranya, Yesus berkata kepada Marta, “Akulah kebangkitan dan hidup. Barang siapa percaya kepada-Ku akan hidup walaupun sudah mati, dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku, tidak akan mati selamanya.”

Yesus bertanya kepada Marta, “Percayakah engkau akan hal ini?” Marta menjawab, “Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”

Iman Marta muncul dari penglihatan (fides ex visibile) dan pendengaran (fides ex auditu). Dari melihat Yesus dan mendengarkan sabda-Nya, Marta tiba pada iman. Ia menerima Sabda Yesus, membatinkan di dalam hati, dan dengan tegas tanpa ragu berkata kepada Yesus, “Ya Tuhanku, aku percaya.”

Dari Yesus, kita pun belajar tentang kasih. Tanda nyata Kerajaan Allah yang dihadirkan oleh Yesus kepada orang yang hidup dan yang mati ialah kasih. Karena ketergerakan hati Yesus oleh belas kasihan kepada Marta dan Maria, Yesus bertindak terhadap Lazarus. Ia membangkitkan Lazarus dari kematian.

Kita tahu betapa pentingnya iman, namun sering kita ragu dalam hidup terutama dalam situasi-situasi sulit. Kita bahkan meragukan dan menyalahkan Tuhan tatkala kita mengalami situasi kegagalan, kejatuhan, bahkan kehilangan orang-orang kesayangan kita.

Kita pun bangga menyebut dan mengakui diri orang beriman. Dengan kepercayaan diri, kita tunjukan iman dengan kata-kata indah, dalam atribut keagamaan (salib, patung, dsb), dalam aktifitas ke gereja pada hari minggu dan kegiatan-kegiatan rohani lainnya. Hal ini perlu dan penting, namun ukuran, bobot atau kualitas iman yang sesungguhnya ialah kasih.

Kita akan menjadi orang beriman sejati yang tidak keliru dalam beriman tatkala kita percaya kepada Kristus dan mengasihi sama seperti Kristus mengasihi. Mengasihi seperti Kristus mengasihi berarti kita tidak lagi egois dengan diri, melainkan kita hadir sepenuhnya untuk setia dalam mengasihi.

Marilah kita setia mengasihi pasangan dan anak-anak kita di rumah, setia mendidik peserta didik kita di sekolah, dan setia melayani umat yang kita gembalakan baik dalam untung maupun malang, dan dalam suka maupun duka. Tuhan memberkati kita sekalian, amen.

 

 

Posting Komentar untuk "Renungan Harian – Pekan Biasa XVII; Selasa, 29 Juli 2025; Peringatan Wajib Sta Marta, Maria, dan Lazarus (Bac. I. 1 Yoh. 4:7-16; Bac. Injil. Luk. 10:38-42)"