Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia – Bacaan I
(Putra Sirakh. 10:1-8); Bacaan II (Petrus. 2:13-17); Bacaan Injil (Matius.
22:15-21)
"Menjadi Manusia Merdeka"
Saudara-saudari terkasih, sisi negatif dari diri
manusia ialah kebencian dan hawa nafsu. Maka Kitab Putra Sirakh menegaskan, “Hendaklah
engkau tidak pernah menaruh benci kepada sesamamu, apapun juga kesalahannya,
dan jangan terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun
manusia, dan bagi kedua-duanya, kelaliman adalah salah.”
Kejahatan hati membuat kaum Farisi dan para
pendukung Herodes jatuh pada pujian kosong dan sikap suka menjebak. Mereka
memuji Yesus sebagai orang jujur, tidak takut kepada siapapun dan tidak mencari
muka. Namun sesungguhnya mereka ingin menjatuhkan Yesus dengan pertanyaan jebakan.
Mereka bertanya kepada Yesus, “Bolehkah membayar
pajak kepada Kaisar atau tidak?” Yesus mengetahui kemunafikan mereka. Maka, Ia
menyuruh mereka membawa satu dinar dan menanyakan kepada mereka gambar dan
tulisan pada dinar itu. Mereka menjawab, “Gambar dan tulisan Kaisar.” Yesus
berkata kepada mereka, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan
kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Rasul Petrus menyadarkan dan menegaskan kepada kita,
betapa pentingnya kita menjadi manusia yang merdeka. Ciri orang yang merdeka
ialah ia tidak dikuasi oleh hati yang suka membenci dan hawa nafsu. Sebaliknya, ia harus tunduk kepada Allah dan menghormati semua orang.
Rasul Petrus berkata, “Hiduplah sebagai orang
merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk
menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, dan
hormatilah raja!” Tuhan memberkati kita sekalian, amen.
Posting Komentar untuk "Renungan Harian – Minggu Biasa XX; Minggu, 17 Agustus 2025"