Renungan Harian – Pekan Biasa XVIII; Kamis, 7 Agustus 2025

 


Bacaan I (Bilangan. 20:1-13); Bacaan Injil (Matius. 16:13-23)

“Iman dan Penderitaan bagaikan dua sahabat: berbeda namun tak terpisahkan”

Saudara-saudari terkasih, Musa dan Israel mengalami kebutaan rohani. Bukan tentang penderitaan, namun karena kedangkalan relasi dengan Allah, maka bangsa Israel berkeluh kesah. Akibat benturan situasi, Musa dan Harun harus meminta tanda dari Allah, seolah Allah hanyalah fatamorgana atau ilusi.

Allah bersabda kepada Musa dan Harun, “Karena kalian tidak percaya kepada-Ku, dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan orang Israel, maka kalian tidak akan membawa umat ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.”

Iman dan penderitaan bagaikan dua sahabat. Iman tidak terlepas dari penderitaan, sebaliknya penderitaan membutuhkan kekokohan iman. Jawaban Petrus sangat tepat atas pertanyaan Yesus sehingga Yesus menjadikannya batu karang bagi jemaat dan pemegang kunci kerajaan surga.

Petrus berkata kepada Yesus, “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup.” Namun jawaban itu harus menukik sampai menembus batas kemampuan manusia yaitu penderitaan. Kata-kata Yesus kepada Petrus, “Enyahlah Iblis!” membuka kebutaan rohani Petrus dan kita yang sering takut dan suka lari dari penderitaan.

Beriman berarti siap menderita demi Kerajaan Surga. Yesus harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Petrus tak kuasa menghalangi-Nya. Petrus dan kita sudah seharusnya mengerti: apa artinya beriman? Tuhan memberkati kita sekalian, amen.

Posting Komentar untuk "Renungan Harian – Pekan Biasa XVIII; Kamis, 7 Agustus 2025"