Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya - Bacaan Pertama (Daniel. 7:9-10.13-14); Bacaan Injil (Lukas. 9:28b-36)
"Yesus ber"Trasnfigurasi" di dalam ketertiduran Petrus; simbol kelemahan manusiawi kita"
Saudara-saudari terkasih, pada hari ini Gereja
Katolik Universal merayakan Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya. Kemuliaan
Yesus mengungkapkan kuasa, keagungan, dan kebesaran Allah yang tidak dapat habis
dilukiskan dengan kata-kata manusia.
Nabi Daniel melukiskan Allah dan Anak Manusia yang
kepada-Nya Allah berkenan mengangkat dan memuliakan-Nya. Daniel berkata, “Kepada
Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan
kekuasaan sebagai Raja. Maka segala bangsa, suku, dan bahasa mengabdi
kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.”
Anak Manusia yang dilukiskan oleh Daniel ialan
Yesus. Dalam Injil, Petrus, Yakobus, dan Yohanes menyaksikan “Transfigurasi”
Yesus di atas gunung. Mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya bersama Musa dan
Elia. Peristiwa Transfigurasi Yesus menarik jiwa raga, hasrat dan kekaguman
mendalam dari Petrus dan kedua murid lainnya untuk ingin tetap tinggal bersama Yesus.
Mereka berkata kepada Yesus, “Guru, alangkah baiknya
kita berada di tempat ini. Biarlah sekarang kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia.”
Allah hadir dalam pengalaman ketertiduran kita
seperti Petrus, Yakobus dan Yohanes. Ia hadir di dalam pengalaman jatuh, dosa,
kekeringan rohani, kesepian, kesendirian, kesulitan hidup, suka duka, tangisan,
dan penderitaan kita. Maka, bukan seperti Petrus dan murid lainnya yang ingin
tetap tinggal selamanya bersama Yesus dalam rasa kekaguman setelah mereka melihat kemuliaan-Nya.
Kemuliaan itu dianugerahkan kepada mereka yang
bertobat dan bertransformasi diri. Iman yang sejati kepada Allah, nampak di
dalam diri mereka yang hidup dalam tindakan dan perbuatan kasih kepada sesama. Pengalaman
Tabor bersama Yesus tidak untuk dinikmati sendiri. Kita harus bergerak untuk
berbuat kasih kepada sesama dengan seluruh jiwa dan raga kita. Tuhan memberkati kita sekalian, amen.
Posting Komentar untuk "Renungan Harian – Pekan Biasa XVIII; Rabu, 6 Agustus 2025"