Bacaan Pertama (Bilangan. 12:1-13); Bacaan Injil (Matius.
14:22-36)
“Mereka yang
beriman senantiasa menghidupi kasih, kesetiaan, pengharapan, dan damai”
Saudara-saudari terkasih, Allah menegur Harun dan
Miryam karena mereka meragukan Musa sebagai pemimpin. Allah bersabda kepada
mereka, “Dengan Musa, Aku berbicara berhadap-hadapan, terus terang, bukan dalam
teka-teki. Dan ia telah melihat rupa Tuhan. Bagaimana kalian sampai berani
menaruh syak terhadap hamba-Ku Musa?
Yesus pun menegur Petrus karena katakutannya
terhadap tiupan angin kencang saat berjalan di atas air menuju Yesus. Karena
tenggelam, ia berteriak, “Tuhan, tolong aku.” Yesus mengulurkan tangan dan
memegangnya lalu berkata, “Orang yang kurang percaya! Mengapa engkau bimbang?”
Setelah Petrus naik ke perahu, semua murid berkata kepada Yesus, “Sungguh,
Engkau Anak Allah.”
Kita disadarkan dan dipanggil oleh Allah untuk
beriman secara benar dan menghayatinya dalam hidup. Keragu-raguan bertentangan
dengan iman. Maka jika kita ragu dengan Tuhan, kita perlu rehat sejanak
dan menanyakan diri, “Apakah aku benar-benar sudah beriman?”
Pembuktian-pembuktian fisik pun bertentangan dengan iman. Maka jika kita selalu
menuntut bukti-bukti kebaikan dan kekuatan Tuhan bagi diri kita, maka kita
harus bertanya di dalam diri, “Sudahkan aku setia dalam beriman kepada Allah?”
Iman tidak bisa dipisahkan dari rasa damai, kasih
setia, dan pengharapan. Patokan bagi kita dalam merefleksikan kedalaman iman
kita kepada Tuhan ialah “apakah aku adalah orang yang setia, berpengharapan, serta
hidupku dipenuhi dengan kasih dan damai?” Jika aku tidak setia dan hidup tanpa
kasih serta kedamaian, maka imanku kepada Tuhan hampa dan kosong. Hiduplah di
dalam iman, kesetiaan, kasih, dan damai. Tuhan memberkati kita sekalian, amen
Posting Komentar untuk "Renungan Harian – Pekan Biasa XVIII; Selasa, 5 Agustus 2025"