Asmat adalah daerah
berlumpur rawa, sebuah tempat dimana orang Asmat lahir dan dibesarkan, serta
hidup dan berkembang. Orang yang berasal dari Asmat adalah mereka yang sangat
diberkati dan dilimpahi Tuhan dengan kekayaan seni, lagu daerah, serta cerita
tentang alam dan leluhur. Mereka memiliki aneka makanan dan hasil tumbuhan alam
yang berlimpah seperti sagu, ikan, udang, kayu besi, kayu gaharu, dan
sebagainya. orang Asmat memiliki ciri khas fisik yang kuat, hidup bersaudara,
dan sangat menaati hukum adat. Di satu sisi, alam mempermudah orang Asmat untuk
bertahan hidup. Namun di sisi lain, mereka sangat tergantung pada alam yaitu
hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari makanan
atau disebut meramu. Pemerintah hadir untuk menolong masyarakat agar keluar
dari kesulitan hidupnya akibat ketergantungannya pada alam. Masyarakat harus
memiliki kehidupan yang sejahtera. Oleh karena itu, dengan perencanaan dan
pelaksanaan pelbagai program, pemerintah berupaya keras untuk menciptakan
kesejahteraan yang baik bagi masyarakat Asmat dengan pola hidup yang produktif
atau menghasilkan.
Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Asmat merupakan salah satu instansi pemerintah yang ikut
bergerak membangun kesejahteraan masyarakat Asmat. Salah satu program yang
dicanangkan dan dilaksanakan ialah “Penyuluhan Pengembangan Kapasitas
Pembudidayaan Ikan Kecil.” Tujuannya ialah meningkatkan ekonomi masyarakat
dengan usaha ramah lingkungan. Dalam proses pelaksanaannya, pemerintah
mengalami hambatan dan tantangan. Selain keadaan geografis berupa medan dan
iklim yang berat dan menantang, karakteristik serta pola hidup masyarakat Asmat
sebagai peramu membutuhkan proses waktu yang cukup lama menuju habitus baru
yaitu menghasilkan sesuatu dan menghidupi dirinya dari kerja dan usaha sendiri.
Meskipun demikian, lambat laun masyarakat Asmat pun sudah mengalami proses
perkembangan signifikan. Pada beberapa tempat, masyarakat sudah mulai belajar
mempraktekkan pembudidayaan ikan kecil. Beberapa tempat yang menjadi contoh
lahan budidaya ikan kecil antara lain kampung Pirpis, Sagare, Birak, Yepem,
Ewer dan Peer.
Proses Penyuluhan Pengembangan
Kapasitas Pembudidayaan Ikan Kecil memiliki indikator kinerja sebagai berikut:
- Pemilihan
tempat usaha (buat kolam). Kolam dekat rumah maupun di kebun atau ladang
- Pengukuran/penggalian.
Pembersihan, pengukuran, penggalian tanah
- Penjemuran/pembalikan.
Pembalikan tanah dan pemberian pupuk kandang/pengapuran selama 1 minggu
- Pengisian
air kurang lebih 1 minggu. Penaburan bibit dan panen pada jangka waktu 6 bulan
kemudian
- Pemeliharaan.
Pemberian pakan, pencegahan hama dan penyakit
- Panen
dan paska panen. Cara panen dan pengangkutan
Semoga program Penyuluhan Pengembangan Kapasitas Pembudidayaan Ikan Kecil terus berkembang dan menyebar ke segala pelosok pedalaman Kabupaten Asmat. Harapan kita bersama ialah terwujudnya visi yakni semakin banyak masyarakat Asmat mencapai kesejahteraan hidup dengan secara perlahan-lahan dapat keluar dari pola hidup meramu menuju pola hidup produktif yang menghasilkan dan berdaya guna bagi generasi sekarang dan masa depan. Dengan demikian, upaya pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan yaitu berjuang bersama masyarakat Asmat mengembangkan kemampuan budidaya ikan sungguh mencapai tujuannya. Dormommooo….ooooo….
Posting Komentar untuk "Penyuluhan Pengembangan Kapasitas Pembudidayaan Ikan Kecil"